Rabu, 17 Desember 2014

Film - Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa (Full Movies & Synopsis)Berikut adalah beberapa film Indonesia terbaik sepanjang masa (Versi Ane)

Lewat Djam Malam
Lewat Djam Malam (Internasional: After the Curfew) adalah film Indonesia yang diproduksi tahun 1954. Film ini menceritakan kisah ketika Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Pada masa itu, tentara masih berusaha menguasai keadaan dan menyelenggarakan jam malam di Kota Bandung.
Pada saat itu, Iskandar (diperankan oleh A.N. Alcaff) memutuskan untuk meninggalkan dinas ketentaraan dan memulai kehidupan baru sebagai penduduk sipil dengan meminta pertolongan kekasihnya yang bernama Norma (diperankan oleh Netty Herawati) beserta keluarganya. Akan tetapi, ketika ia berusaha mengontak mantan kawan-kawannya dari dinas ketentaraan untuk mencari pekerjaan, dia baru mengetahui bahwa korupsi telah merajalela dengan mengatasnamakan perjuangan mereka.

Film ini meraih penghargaan bersama sebagai Film Terbaik FFI tahun 1955 bersama dengan film Tarmina. A.N. Alcaff juga berhasil terpilih sebagai Aktor Terbaik dalam ajang yang sama.
Tjoet Nja' Dhien
Salah satu film paling fenomenal dalam sejarah perfilman Indonesia. Tjoet Nja' Dhien adalah film drama epos biografi sejarah Indonesia tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot. Film ini memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988. Film ini dibintangi Christine Hakim sebagai Tjoet Nja' Dhien, Piet Burnama sebagai Panglima Laot, Slamet Rahardjo (kakak Eros Djarot) sebagai Teuku Umar, dan juga didukung Rudy Wowor.

Film ini sempat diajukan Indonesia kepada Academy Awards ke-62 tahun 1990 untuk penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik, tetapi tidak lolos dalam pencalonan nominasi. Walaupun begitu, film ini menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes (tahun 1989).
Nagabonar
Naga Bonar adalah film komedi situasi tahun 1987 dari Indonesia yang mengambil latar peristiwa perang kemerdekaan Indonesia ketika sedang melawan kedatangan pasukan Kerajaan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia di daerah Sumatera Utara.

Salah satu film Indonesia yang layak disebut sebagai masterpiece sepanjang masa.
Kereta Api TerakhirSebuah kisah dengan latar belakang gagalnya Perjanjian Linggarjati, yang tentu didekati dengan sikap romantik, baik terhadap kepahlawanan, maupun kisah cinta di baliknya. Markas Besar tentara di Yogya memutuskan untuk menarik semua kereta api yang ada ke Yogya.

Alat angkut ini penting untuk transportasi. Untuk itu ditugaskan Letnan Sudadi, Letnan Firman, dan Sersan Tobing untuk mengawal semua kereta yang akan diberangkatkan dari stasiun Purwokerto, dengan kerja sama Kol. Gatot Subroto. Sudadi mengawal kereta yang pertama, Firman dan Tobing mengawal kereta terakhir.

Perjalanan kereta terakhir yang penuh hambatan ini yang jadi pokok cerita: pengungsi yang memadati kereta, serangan-serangan Belanda, dll. Diutarakan juga kepahlawanan para pegawai kereta api, terutama kondektur Bronto. Dan diselipkan kisah cinta antara Firman dan dua Retno yang ternyata merupakan gadis kembar.
November 1828November 1828 adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1979 dan disutradarai oleh Teguh Karya. Film ini dibintangi antara lain oleh Slamet Rahardjo, Rachmat Hidayat dan Yenny Rachman. Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok penduduk desa di Jawa yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Film ini mengandung tema loyalitas dan pengkhianatan.Si PitungSi Pitung adalah sebuah film Indonesia dirilis tahun 1970 yang disutradarai oleh SM Ardan serta dibintangi oleh Dicky Zulkarnaen dan Paula Rumokoy.Ponirah Terpidana
Ponirah Terpidana adalah film Indonesia tahun 1984 dengan disutradarai oleh Slamet Rahardjo dan dibintangi oleh Christine Hakim dan Ray Sahetapy.
Film ini memperoleh Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 1984 untuk pemeran pembantu pria terbaik (Bambang Hermanto, penyunting terbaik (George Kamarullah), dan tata artistik terbaik (Benny Benhardi).
Perempuan Dalam PasunganSebuah film drama dari Indonesia yang dirilis pada tahun 1980 dan disutradarai oleh Ismail Soebardjo. Film ini dibintangi antara lain oleh Nungki Kusumastuti, Frans Tumbuan dan Rini S. Bono. Film ini memenangkan penghargaan Piala Citra sebagai film terbaik dalam FFI 1981. Film ini juga memenangkan beberapa Piala Citra lainnya untuk beberapa kategori yang lain dalam tahun yang sama.

Selain cukup terkenal di sejarah perfilman Indonesia, film Perempuan Dalam Pasungan juga mendapat sambutan di Festival Fim Berlin tahun 1981 sebagai salah satu film yang dibawa oleh kontingen Indonesia dan mendapat special acknowledgement sebagai film dengan konten budaya tradisional.

Pengakuan tersebut menjadikan film Perempuan Dalam Pasungan sebagai salah satu film Indonesia yang pernah dibeli oleh produser pemenang piala Oscar berkebangsaan Jerman bernama (Manfred Durniok) untuk direlease di Eropa. Film ini kembali terpilih sebagai film pilihan untuk diputar di Australia pada tahun 2010 dalam acara Festival Film Indonesia di Melbourne dan Sidney, Victoria.
Ari AnggaraArie Hanggara adalah sebuah Film Indonesia garapan sutradara Frank Rorimpandey. Film ini dibintangi antara lain oleh Deddy Mizwar, Joice Erna dan Cok Simbara. Film ini menceritakan tentang kisah nyata setelah warga Jakarta dihebohkan kasus meninggalnya seorang bocah 8 tahun bernama Arie Hanggara akibat penyiksaan orang tuanya. Media massa meliput penuh gempita kabar ini.Si Doel Anak BetawiSi Doel Anak Betawi adalah film drama keluarga Indonesia yang diproduksi pada tahun 1973 dan disutradarai oleh Sjuman Djaja. Film ini dibintangi antara lain oleh Rano Karno, Tutie Kirana dan Benyamin S..
Cerita film ini didasarkan atas novel karangan Aman Datuk Madjoindo yang berjudul sama.

Si Doel (Rano Karno) dibesarkan olah ibunya (Tuti Kirana) dan ayahnya (Benyamin S.) mengikuti budaya Betawi asli. Karena sebuah kecelakaan, ayahnya meninggal hingga ia hidup berdua dengan ibunya. Si Doel membantu ibunya berjualan untuk meneruskan hidup. Pada suatu saat datang sebuah bantuan dari Asmad (Sjuman Djaya), pamannya yang kemudian diterima sebagai ayahnya. Asmad memberi kesempatan pada si Doel untuk bersekolah, juga sekaligus untuk menolak anggapan jelek anak Betawi karena banyak yang tidak bersekolah.
Gita Cinta Dari SMAGita Cinta dari SMA adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1979 hasil karya sutradara Arizal dengan pemerannya antara lain Rano Karno, Yessi Gusman dan Ade Irawan.

Film ini bercerita tentang kisah cinta dua pelajar SMA yaitu Galih (Rano Karno) dan Ratna (Yessi Gusman). Keduanya adalah bintang kelas, baik dalam pelajaran, olah raga maupun sopan santun. Bisa dibilang keduanya adalah pelajar teladan. Sayang cinta mereka tidak kesampaian karena ayah Ratna telah menjodohkan putri mereka dengan seorang insinyur. Dengan segala macam paksaan, cinta mereka diputuskan. Akan tetapi meskipun begitu adanya, mereka secara diam-diam selalu bertemu karena cinta mereka.
Di Sini Cinta Pertama Kali BersemiDi Sini Cinta Pertama Kali Bersemi adalah sebuah film Indonesia dirilis tahun 1980 yang disutradarai oleh Wim Umboh serta dibintangi oleh Chris Salam dan Dina Mariana.Ali Topan Anak JalananAli Topan Anak Jalanan adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1977 yang disutradarai oleh Teguh Esha dan dibintangi oleh Junaedi Salat dan Yati Octavia. Berkisah tentang kehidupan gerombolan anak anak remaja kota dengan sepeda motornya.Selamat Tinggal Masa RemajaFilm remaja drama percintaan yang dirilis pada tahun 1980 dibintangi oleh Rano Karno dan Kiki Maria.Jinak - Jinak MerpatiJinak-Jinak Merpati adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1975 dengan disutradarai oleh Sophan Sophian. Film ini dibintangi antara lain oleh Sophan Sophiaan dan Widyawati.Kejarlah Daku Kau KutangkapFilm ini dirilis pada tahun 1980 dan dibintangi oleh Dedy Mizwar, Lydia Kandou, Ully Artha, dan Ikranegara. Kejarlah Daku Kau Kutangkap merupakan salah satu film komedi yang paling berhasil yang pernah dibuat di Indonesia. Dengan akting yang cemerlang dan dialog yang cerdas, film ini menjadi film terlaris kelima di Jakarta pada tahun 1986.Keluarga MarkumKeluarga Markum adalah film Indonesia yang dibuat sebagai sekuel atas suksesnya film Kejarlah Daku Kau Kutangkap. Film ini disutradari oleh sutradara yang sama, yaitu Chaerul Umam, tetapi tidak melibatkan Deddy Mizwar lagi yang muncul pada film sebelumnya.

film ini menceritakan tentang kehidupan Markum (Ikranegara), paman Ramadan (Deddy Mizwar) di film pertamanya dengan Marni (Ully Artha), sahabat Ramona (Lydia Kandou) setelah mereka menikah.
Sang GuruSang Guru adalah film Indonesia tahun 1981 dengan disutradarai oleh Parakitri dan dibintangi oleh S. Bagio dan Rahayu Effendi.
Film ini mendapatkan nominasi untuk aktor terbaik (S. Bagio) dalam Festival Film Indonesia 1982.
Bing Slamet Dukun PalsuBing Slamet Dukun Palsu adalah film Indonesia pada tahun 1973 dengan disutradarai oleh Motinggo Boesje. Film ini dibintangi antara lain oleh Bing Slamet, Ateng dan Iskak.Kejamnya Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu KotaKejamnya Ibu Tiri Tak Sekejam Ibu Kota adalah film Indonesia pada tahun 1981 dengan disutradarai oleh Imam Tantowi. Film ini dibintangi antara lain oleh Ateng dan Iskak.Ateng Mata KeranjangAteng Mata Keranjang adalah film Indonesia pada tahun 1975 dengan disutradarai oleh Asrul Sani. Film ini dibintangi antara lain oleh Ateng dan Iskak.

Dua buruh kasar Ateng dan Iskak berjumpa dengan Edy Sud, seorang doktorandus gadungan dan dua orang eksentrik (Purnomo dan Aedy Moward) yang membawa peta harta karun. Mereka sepakat mencari harta karun itu. Dalam perjalanan, rombongan ini berjumpa dengan dua gadis (Vivi Sumanti dan Mutiara Sani). Ateng dan Iskak mulai ada main dengan dua gadis tadi. Sementara sekelompok penjahat ingin menjarah hasil galian mereka. Ternyata dua orang eksentrik tadi adalah pasien rumah sakit gila yang sedang dicari-cari polisi.
Orang - Orang SintingFilm ini diperankan oleh para pemain PSP (Pancaran Sinar Petromak). James, anak tunggal janda Marni yang miskin, bermimpi dapat lotre Rp 120 juta. Ia marah ketika dibangunkan ibunya dan disuruh mencari kerja. Keluar-masuk kantor tak dapat kerja, ia melamun di taman dan bisa menurunkan emas dari tugu Monas. Dengan harta itu ia mendirikan PT Siluman Kontraktor dengan sekretaris Dewi yang merangkap pacarnya.

Tengah asyik pacaran ia dibangunkan polisi yang sedang mengadakan razia kartu penduduk. Karena dianggap sinting, maka ia dimasukkan rumah sakit jiwa. Di sini ia selalu membuat gaduh dan onar. Bagian terbesar film digunakan untuk mengeksploitasi kesintingan di rumah sakit ini. James akhirnya melarikan diri.
Hippies Lokal (Benyamin S)Hippies Lokal adalah film Indonesia tahun 1976 yang disutradarai oleh Benyamin S dan dibintangi antara lain oleh Benyamin S dan Benno Benyamin.Ratu Amplop (Benyamin S)Ratu Amplop adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1974 dengan disutradarai oleh Nawi Ismail. Film ini dibintangi antara lain oleh Benyamin S dan Ratmi B-29.Tukang Ngibul (Benyamin S)Benyamin Tukang Ngibul adalah film Indonesia pada tahun 1975 dengan disutradarai oleh Nawi Ismail. Film ini dibintangi antara lain oleh Benyamin S. dan Grace Simon.Musuh Bebuyutan (Benyamin S)Film komedi yang dirilis pada tahun 1974 ini dibintangi oleh seorang maestro lawakan Indonesia, Benyamin S. Bercerita tentang perseteruan abadi yang sangat kocak dan menggemaskan antara Benyamin dan Mansjur Sjah..Gembong Ibu KotaFilm komedi yang dibintangi oelh S. Bagyo, Darto Helm, dan Kirun ini dirilis pada tahun 1976. Bercerita tentang seorang pedagang koran keliling yang akhirnya berubah nasib menjadi bos (gembong) narkotika.Apa Ini Apa ItuApa Ini Apa Itu adalah film Indonesia pada tahun 1981 dengan disutradarai oleh Irwan Abim. Film ini dibintangi antara lain oleh Jojon dan Enny Haryono.Sinyo AdiSinyo Adi adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1977 yang disutradarai oleh Lilik Sudjio serta dibintangi oleh Adi Bing Slamet dan Eddy Sud. Adi Bing Slamet sebagai anak seorang kaya raya. Kedua orang tuanya berada di luar negeri, sedangkan kakeknya terlalu memanjakannya. Akhirnya, akibat buruk dari sikap kakek yang selalu memanjakannya sangat terasa saat kedua orangtua kembali ke tanah air.Pintar - Pintar Bodoh (Warkop DKI)Pintar Pintar Bodoh adalah film pertama Warkop DKI di bawah naungan PT. Parkit Film milik Raam Punjabi. Film ini diproduksi tahun 1980 dan disutradarai oleh Arizal. Film ini meraup sukses dan berhasil mendapat piala Antemas dan dinobatkan sebagai Film Terlaris versi Muri.Gengsi Dong (Warkop DKI)Gengsi Dong adalah film drama komedi Indonesia yang diproduksi pada tahun 1980 dan disutradarai oleh Nawi Ismail serta dibintangi antara lain oleh Warkop DKI, Camelia Malik, dan Zainal Abidin.Doea Tanda Mata
Doea Tanda Mata adalah film drama Indonesia yang diproduksi pada tahun 1985. Film yang disutradarai oleh Teguh Karya ini dibintangi antara lain oleh Alex Komang, Yenny Rachman dan Sylvia Widiantono.

Film yang berlatar belakang tahun 1930-an ini menceritakan ketika Indonesia masih disebut sebagai Hindia Belanda. Karena pembunuhan politik temannya, Alex Komang yang berperan sebagai seorang musisi merencanakan pembunuhan politik terhadap seorang Komisioner Belanda yang terlibat. Tetapi ketika dia jatuh cinta terhadap artis Jenny Rachman, saudara perempuan dari temannya yang terbunuh, Komang menjadikan tujuannya menjadi balas dendam. Film ini juga memenangi beberapa Piala Citra di Festival Film Indonesia.
Ranjang Pengantin
Kisah sebuah keluarga dari bagian kumuh kota. Bram (Slamet Rahardjo) mengawini Nona (Lenny Marlina), tanpa restu orangtua Nona, karena sudah dijodohkan dengan Paul (George Kamarullah). Kehidupan suami-istri yang hidup dengan gaji Bram yang pas-pasan ini, masih ditambah masalah karena hubungan tak intim mereka dengan Nien (Mieke Wijaya), kakak Bram yang perawan tua.

Peristiwa sehari-hari yang dilukiskan dengan sangat realis menunjukkan perjalanan keluarga ini hingga akan lahir anak ketiga. Bram terkena sakit paru-paru, tapi memaksakan diri untuk bekerja terus. Nona mencoba meringankan beban keluarga dengan menerima jahitan dari Lili (Christine Hakim), istri muda pemilik bengkel tempat kerja Bram. Hubungan ini memperuncing konflik keluarga tadi. Kisah kemudian menjadi melodrama: Bram bunuh diri dengan mengerat nadi tangannya sembari menulis surat untuk Nona.
Titian Serambut Dibelah Tujuh
Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah film Indonesia tahun 1982 yang disutradarai oleh Chaerul Umam. Skenarionya ditulis oleh Asrul Sani, dan dibintangi antara lain oleh Rachmat Hidayat dan El Manik.
Asrul Sani meraih penghargaan skenario terbaik dalam Festival Film Indonesia 1983 untuk film ini.

Film ini berkisah tentang seorang guru yang datang dari berusaha membawa perubahan di sebuah kampung, namun tidak disukai oleh penduduk. Mereka kemudian berusaha menyingkirkannya dengan tuduhan usaha pemerkosaan terhadap seorang gadis. Sementara itu, seorang warga yang dianggap alim menuduh seorang gadis muda sebagai tidak bermoral setelah gadis itu menolak rayuannya. Seorang ustadz yang sedang mengunjungi desa itu kemudian berusaha mengungkap kemunafikan masyarakat kampung tersebut.
Catatan Si Boy
Catatan si Boy adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1987 dan disutradarai oleh Nasri Cheppy. Film ini dibintangi antara lain oleh Onky Alexander, Didi Petet dan Meriam Bellina. Film ini sempat diberi judul lain yaitu Kugadaikan Cintaku ciptaan Gombloh yang menjadi lagu soundtrack film ini disebabkan karena karakter Mas Boy belum terlalu populer di daerah luar Jakarta pada saat itu. Film ini menghasilkan empat sekuel pada tahun 1988, 1989, 1990, 1991 dan 2011.
TaksiTaksi adalah film drama Indonesia yang diproduksi pada tahun 1990 dan disutradarai oleh Arifin C. Noer. Film ini diperankan antara lain oleh Rano Karno, Meriam Bellina danNani Wijaya. Film ini didasarkan dari novel dengan judul Taksi yang pernah dimuat di harian Kompas pada tahun 1988.Cinta PertamaCinta Pertama adalah film drama musikal Indonesia yang diproduksi pada tahun 1973 dan memenangkan Piala Citra pada FFI 1974 antara lain sebagai Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Pemeran Utama Wanita dengan Pujian. Film ini disutradarai oleh Teguh Karya dan diperankan oleh antara lain Christine Hakim, Slamet Rahardjo dan Robby Sugara.Cinta dalam Sepotong RotiCinta dalam Sepotong Roti adalah sebuah Film Indonesia garapan sutradara Garin Nugroho. Skenario film ini kemudian diadaptasi menjadi novel dengan judul yang sama oleh Fira Basuki.

Mayang, Harris, dan Topan bersahabat sejak kecil. Mayang, pengasuh sebuah rubrik majalah wanita, telah kimpoi dengan Harris, seorang profesional, sedang Topan masih lajang dan jadi fotografer. Mayang berlibur dengan Harris untuk menyelesaikan masalah mereka. Topan diajak serta, karena ternyata ia hendak pergi kearah yang sama.

Dalam perjalanan, terkuaklah segala permasalahan tiga sahabat tadi. Harris mengalami kesulitan seks karena trauma masa lalunya. Mayang yang coba memahami dan membantu, hampir tidak berhasil. Sementara itu, Topan masih menyimpan cinta masa kecilnya pada Mayang. Puncaknya: Harris curiga terhadap Mayang dan Topan.. Film ini juga memasukkan kalimat-kalimat puisi dari penyair Indonesia, Sapardi Djoko Damono.
Daun di Atas BantalDaun di Atas Bantal adalah sebuah film Indonesia tahun 1998 yang disutradarai Garin Nugroho. Film ini menceritakan tentang seorang ibu yang bernama Asih (Christine Hakim) beserta tiga orang anaknya Heru, Sugeng, dan Kancil yang tinggal di jalanan kota Yogyakarta, Indonesia.
Film ini diproduksi oleh Christine Hakim, dan seharusnya selesai pada bulan Oktober 1997, tetapi akibat krisis ekonomi di Indonesia, maka akhirnya diselesaikan di Australia.

Cerita ini berfokus di mana ketiga anak ini hidup dari menjual ganja dan hidup di jalanan dengan harapan bisa keluar dari kemiskinan mereka. Akar dari permasalahan mereka sebenarnya akibat Asih selalu tidak menghiraukan mereka. Setiap malam ketiga anak ini selalu berkelahi untuk memperebutkan Bantal Daun kepunyaan Asih. tetapi harapan mereka pupus, ketika takdir mereka berakhir tragis.
Pasir BerbisikPasir Berbisik adalah sebuah film Indonesia tahun 2001 yang disutradarai Nan Achnas. Daya (Dian Sastrowardoyo) adalah seorang gadis muda yang hidup disebuah perkampungan miskin dekat wilayah pantai bersama ibunya Berlian (Christine Hakim) yang bekerja sebagai penjual jamu.

Ayah Daya, Agus (Slamet Rahardjo Djarot) adalah seorang dalang wayang kecil yang menghilang saat Daya masih kecil. Ketidakberadaan Agus membuat Berlian membesarkan Daya sendirian di tengah kampung yang jauh dari peradaban modern, menjadikan Berlian sebagai ibu yang sangat protektif, apalagi Daya kini sudah menjadi seorang gadis. Daya yang terkungkung dari sosial dan kerap membayangkan kehadiran sang ayah. Dalam keanehannya, Daya sering menelungkupkan diri ke sebuah tanah pasir, ia selalu mengira pasir berbisik kepadanya.
Jelangkung
Empat sekawan, Ferdi (Winky Wiryawan), Gita (Melanie Ariyanto), Gombal (Rony Dozer), Sani (Harry Panca), selalu penasaran mencari setan. Berbagai tempat yang didatangi tak dijumpai yang dicarinya. Sampai mereka mendapat kabar di daerah yang bernama Angkerbatu.

Di sinilah berbagai pengalaman dirasakan mereka. Sementara Sani diam-diam berusaha bermain jelangkung, sebuah permainan yang konon bisa mendatangkan arwah. Sebuah film dengan kekuatan fotografi, editing, dan suara untuk membangun suasana ngeri.
Ada Apa Dengan Cinta (AADC)Ada Apa dengan Cinta? (bahasa Inggris: What's Up with Love?, bahasa Jepang: Ganbare, Ai dan Beautiful Days) adalah sebuah film Indonesia karya Rudi Soedjarwo yang diupacara peresmikan secara buka mulai pertama kali mengudara sejak pada tanggal hari Kamis, 7 Februari 2002 dan dibintangi Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo, Film ini diangkat dari film berjudul Petualangan Sherina dengan lagu tema soundtrack main theme berjudul Ada Apa dengan Cinta? yang dinyanyikan vokal oleh Melly Goeslaw Feat.
Sang PencerahSang Pencerah adalah film drama tahun 2010 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo berdasarkan kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan, Ihsan Idol sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan.

Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang. Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik.

Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional. Versi novel kisah ini ditulis oleh wartawan-sastrawan Akmal Nasery Basral, dan mendapat predikat Fiksi Terbaik Islamic Book Fair Award 2011.
Tanda Tanya (?)? (juga dikenal sebagai Tanda Tanya) adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tanggal 7 April 2011 dengan disutradarai oleh Hanung Bramantyo, dan dibintangi oleh pemeran utama: Reza Rahadian dan Revalina S. Temat.

Tema dari film ini adalah pluralisme agama di Indonesia yang sering terjadi konflik antar keyakinan beragama, yang dituangkan ke dalam sebuah alur cerita yang berkisar pada interaksi dari tiga keluarga, satu Buddha, satu Muslim, dan satu Katolik, setelah menjalani banyak kesulitan dan kematian beberapa anggota keluarga dalam kekerasan agama, mereka mampu untuk hidup berdamai.
Petualangan SherinaPetualangan Sherina adalah film musikal untuk semua umur. Skenario dibuat oleh Jujur Prananto dan sutradara oleh Riri Riza memberikan andil yang besar sehingga film ini menghibur dan menyentuh. Musik yang ditata Elfa Secioria sejak awal termasuk mengantarkan Sherina menjadi penyanyi cilik paling terkemuka lewat album Andai Aku Besar Nanti.

Film ini didukung sederet aktor-aktris terkemuka seperti Didi Petet, Mathias Muchus, Ratna Riantiarno, Butet Kertaradjasa, dan yang lainnya.
Salah satu persiapan promosi adalah pencantuman nama Sherina dalam judul. Awalnya film ini berjudul Petualangan Vera dan Elmo. Penggantian dengan nama Sherina karena popularitas artis cilik Sherina Munaf memang sedang memuncak pada saat itu berkat album Andai Aku Besar Nanti.
Soe Hok GieGie (2005) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza. Gie mengisahkan seorang tokoh bernama Soe Hok Gie, mahasiswa Universitas Indonesia yang lebih dikenal sebagai demonstran dan pecinta alam.

Film ini diangkat dari buku Catatan Seorang Demonstran karya Gie sendiri, namun ditambahkan beberapa tokoh fiktif agar ceritanya lebih dramatis. Menurut Riri Riza, hingga Desember 2005, 350.000 orang telah menonton film ini. Pada Festival Film Indonesia 2005, Gie memenangkan tiga penghargaan, masing-masing dalam kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik (Nicholas Saputra), dan Penata Sinematografi Terbaik (Yudi Datau).
Laskar PelangiLaskar Pelangi (2008) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada Jumat, 26 September 2008. Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata.

Sang Pemimpi merupakan film kedua yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata. Mira sendiri tak berani memasang target bahwa film ini harus melampaui prestasi yang telah diraih film Laskar Pelangi, yang telah ditonton oleh 4,6 juta orang. "Kita enggak berani memasang target, karena penonton kita memang sulit ditebak. Tapi, tetap kita akan mencoba berbuat yang terbaik," ujarnya.
MerantauMerantau merupakan film aksi laga Indonesia yang dirilis pada 6 Agustus 2009 yang disutradarai oleh Gareth Evans. Film ini dibintangi antara lain oleh Uwais Qorny, Sisca Jessica, Christine Hakim, Donny Alamsyah, Yusuf Aulia, Laurent Buson, Alex Abbad, Mads Koudal, Ratna Galih, dan Yayan Ruhian.Pintu Terlarang (Forbidden Door)
Pintu Terlarang (Forbidden Door) merupakan film horor/cerita getaran Indonesia yang dirilis pada tahun 2009. Film ini dibintangi antara lain oleh Fachri Albar, Marsha Timothy, Ario Bayu, Otto Djauhari, Tio Pakusadewo, dan Henidar Amroe. Cerita film ini diadapasi dari novel berjudul Pintu Terlarang, karangan Sekar Ayu Asmara. Sekalipun di Indonesia dianggap kurang sukses, namun film ini ditanggapi positif di dunia Internasional saat perilisannya di banyak festival.
Legenda Sundel Bolong
Legenda Sundel Bolong adalah sebuah film fiksi horor Indonesia di sutradarai oleh Hanung Brahmantyo yang dirilis pada 18 Oktober 2007 oleh Rapi Films. Legenda Sundel Bolong diperankan oleh Baim, Jian Batari Anwar, Tio Pakusadewo, dan Uli Auliani.
Ayat-Ayat Cinta
Ayat-Ayat Cinta adalah sebuah film Indonesia karya Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, Carissa Putri, Zaskia Adya Mecca, dan Melanie Putria. Film ini merupakan film religi hasil adaptasi dari sebuah novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Ayat Ayat Cinta, dan melakukan penayangan perdana pada pertama tahun 2008. Walaupun kisah dalam film dan novel Ayat-Ayat Cinta berlatarkan kehidupan di Kairo, namun proses pengambilan gambar tidak dilakukan di kota itu.
Rumah Dara (Macabre)
Rumah Dara (Internasional: Macabre, Singapura: Darah) adalah film horor jagal dari Indonesia yang dirilis pada tanggal 22 Januari 2010. Film yang bersemboyan "Horor menemukan seorang ibu" ini disutradarai oleh Mo Brothers dan dibintangi oleh Shareefa Daanish dan Julie Estelle sebagai tokoh utama. Film Rumah Dara berkisah mengenai sekelompok pemuda-pemudi yang terjebak di rumah milik seorang pembunuh misterius yang bernama "Dara". Film ini menjadi reuni antara aktris Julie Estelle dan Imelda Therinne setelah kolaborasi mereka dalam Kuntilanak 3.
Sebelum ditayangkan di Indonesia, karakter Dara telah lebih dahulu dipopulerkan lewat segmen film pendek "Dara" dalam film horor antologi "Takut: Faces of Fear" yang juga disutradarai Mo Brothers dan dirilis pada tahun 2008 di festival-festival film di seluruh dunia.

Pada tahun 2008-2009, Rumah Dara juga telah dilayarkan lebih dahulu di berbagai festival film internasional dan banyak meraih penghargaan. Pada akhir 2009, film ini ditayangkan di Singapura terlebih dahulu dan mendapatkan rating M18 (untuk adegan sadis dan kekerasan). Rumah Dara lalu dirilis secara serempak di seluruh Indonesia pada tanggal 21 Januari 2010. Distribusi film ini ke Amerika Utara dan Eropa telah dibeli oleh Overlook Entertainment.
Kala
Kala adalah sebuah film Indonesia tahun 2007 yang disutradarai Joko Anwar dan dibintangi antara lain oleh Fachry Albar, Ario Bayu, Shanty, Fahrani, dan Tipi Jabrik. Kala yang juga dikenal dengan judul lengkap: Dead Time: Kala adalah film Indonesia pertama yang bergaya film noir dan disebut-sebut para kritikus sebagai sebuah lompatan tinggi dalam sejarah perfilman Indonesia.
Nagabonar Jadi 2
Nagabonar Jadi 2 adalah sebuah film Indonesia tahun 2007 yang merupakan sekuel dari film Naga Bonar (1987). Film ini meraih penghargaan sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2007 dan "Movie of the Year" dari Guardians e-Awards.
Modus Anomali
Seorang laki-laki yang sedang berlibur dengan istri dan kedua anak mereka di sebuah kabin di hutan, dikejutkan dengan kedatangan seorang tamu yang tak mereka undang. Sebelum menyadari apa yang terjadi, laki-laki itu mendapati dirinya terpisah dari keluarganya. Ketika menemukan beberapa jam alarm yang tersebar di hutan itu, dia merasa harus berpacu dengan waktu jika ingin bertemu dengan keluarganya kembali. Sementara itu, di hutan juga sedang berlibur satu keluarga lain, yang mungkin berkaitan dengan keanehan yang sedang ia alami.
The Raid
The Raid adalah film aksi seni bela diri dari Indonesia yang disutradarai oleh Gareth Evans dan dibintangi oleh Iko Uwais. Pertama kali dipublikasi pada Festival Film Internasional Toronto (Toronto International Film Festival, TIFF) 2011 sebagai film pembuka untuk kategori Midnight Madness, para kritikus dan penonton memuji film tersebut sebagai salah satu film aksi terbaik setelah bertahun-tahun sehingga memperoleh penghargaan The Cadillac People's Choice Midnight Madness Award.

Terpilihnya film ini untuk diputar pada beberapa festival film internasional berikutnya, seperti Festival Film Internasional Dublin Jameson (Irlandia), Festival Film Glasgow (Skotlandia), Festival Film Sundance (Utah, AS), South by Southwest Film (SXSW, di Austin, Texas, AS), dan Festival Film Busan (Korea Selatan), menjadikannya sebagai film komersial produksi Indonesia pertama yang paling berhasil di tingkat dunia.
Arisan!
Arisan! adalah sebuah film drama satir mengenai kehidupan kosmopolitan di Jakarta. Film ini dirilis pada 2003. Arisan! menjadi salah satu dari hanya dua film yang berhasil memenangkan kelima penghargaan utama dalam Festival Film Indonesia 2004, yaitu Film Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik, setelah Ibunda ditahun 1986. Arisan! pun menjadi salah satu dari hanya sedikit dari film yang dinominasikan untuk seluruh kategori yang dapat diikuti oleh sebuah film dalam FFI.
Film ini tampil dalam Festival Film Asean di Washington, DC, yang digelar 30 April - 7 Mei 2005.
Satu Jam Saja
Satu Jam Saja adalah film Indonesia yang dirilis 7 Oktober 2010 yang disutradarai oleh Ario Rubbik yang dibintangi oleh Vino Bastian, Revalina S Temat, dan Andhika Pratama.
Alangkah Lucunya (Negeri Ini)
Alangkah Lucunya (Negeri Ini) merupakan film drama komedi satire Indonesia yang dirilis pada 15 April 2010 yang disutradarai oleh Deddy Mizwar. Film ini dibintangi antara lain oleh Reza Rahadian dan Deddy Mizwar.
Film ini mencoba mengangkat potret nyata yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia. Film ini juga dipenuhi bintang film Indonesia, tercatat ada sembilan nama peraih piala citra yang berkolaborasi secara sempurna untuk menyajikan tontonan yang berkualitas. Slamet Rahardjo, Deddy Mizwar, Tio Pakusadewo, dan Rina Hasyim.
Sang Penari
Sang Penari (Internasional:The Dancer) merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 10 November 2011 yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah serta dibintangi oleh Prisia Nasution dan Oka Antara sebagai pemeran utama, serta Slamet Rahardjo, Dewi Irawan dan Hendro Djarot sebagai pemeran pendukung. Film ini diadaptasi dari novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk tahun 1982 karya Ahmad Tohari, penulis asal Banyumas, Jawa Tengah. Film ini menceritakan kisah cinta tragis seorang pemuda desa dengan seorang penari ronggeng baru di desa kecilnya yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan di Indonesia tahun 1960-an yang penuh gejolak politik.
3 hati 2 dunia 1 cinta
3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 1 Juli 2010 dengan disutradarai oleh Benni Setiawan yang dibintangi antara lain oleh Reza Rahadian, Laura Basuki, dan Arumi Bachsin.
Film ini diangkat dari dua novel karangan Ben Sohib yang berjudul Da Peci Code dan Rosid dan Delia. Sementara film ini mengangkat tema mengenai perbedaan agama dan bagaimana setiap sosok dapat menyikapi perbedaan ini.
Biola Tak Berdawai
Biola Tak Berdawai adalah Film Indonesia yang diproduksi tahun 2003 dan disutradari oleh Sekar Ayu Asmara. Film ini diperankan antara lain oleh Nicholas Saputra, Ria Irawan dan Jajang C. NoerMantep gan (y)